Pergaulan Muda-Mudi Aceh dan Bahaya AIDS


Oleh: Khairil Miswar 

Bireuen, 22 Desember 2012

Penyakit AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) pertama kali muncul di Amerika Serikat pada 10 Desember 1981. Para peneliti juga berhasil menemukan virus penyebab AIDS yang diberi nama HIV (Human Immunideficiency Virus) pada tahun 1983 (onlineisfum.blogspot.com). virus ini menyerang kekebalan tubuh sehingga menurun dan menjadi rentan terhadap penyakit lainnya. Tentang asal usul HIV tidaklah diketahui secara persis. Salah satu hipotesis mengatakan kalau untai utama (M) HIV muncul karena penggunaan vaksin anti poliomyelitis yang telah disiapkan dengan membiakkan virus polio pada sel primata non manusia. Diajukan kalau untai simian virus penurun kekebalan ini (SIV) pada awalnya ada dalam kultur sel dan mengkontaminasi vaksin. Lalu vaksin ini memasuki populasi manusia yang divaksinasi (terutama di Kongo) di akhir tahun 1950. Studi selanjutnya pada virus dari daerah Kongo ternyata tidak mendukung hipotesis ini (faktailmiah.com). 

Jerry D. Gray, menjelaskan bahwa Virus HIV-AIDS sebenarnya bukan berasal dari simpanse, tetapi ciptaan para ilmuwan yang kemudian diselewengkan melalui rekayasa tertentu untuk memusnahkan etnis tertentu (makarrak.blogspot.com).

Setiap orang berpotensi tertular bahaya HIV AIDS. Orang yang paling beresiko terjangkit HIV AIDS adalah orang yang berhubungan seksual dengan orang yang positif terjangkit virus HIV AIDS tanpa menggunakan kondom; orang yang mendapat donor darah dari orang yang sudah terinfeksi oleh virus HIV; menggunakan alat suntikan tanpa mensterilkannya terlebih dahulu; orang yang bekerja di tempat yang berhubungan dekat dengan penderita HIV atau yang berhubungan dengan HIV itu sendiri. Golongan masyarakat yang paling mudah terjangkit virus HIV adalah para pengguna obat-obatan terlarang seperti narkotika; orang yang gemar berhubungan seks dengan banyak pasangan; orang yang mengabaikan nilai-nilai agama, dan remaja usia 13 sampai 25 tahun (djamilah-najmuddin.com).

Provinsi Aceh yang merupakan satu-satunya daerah yang menerapkan syariat Islam juga tidak luput dari serangan AIDS. Sampai dengan detik ini jumlah penderita AIDS di Aceh dinilai sudah memasuki tahap yang mengkhawatirkan dengan jumlah penderita HIV/AIDS mencapai 120 orang. Jumlah ini diperkirakan hanya bagian kecil yang terdeteksi oleh pihak medis dan Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi (tribunnews.com, 11/07/2012).

Pergaulan Muda-Mudi

Dari beberapa kutipan diatas tersebut jelas bahwa salah satu media penyebaran AIDS adalah melalui hubungan seksual dengan banyak pasangan khususnya pasangan di luar nikah. Membicarakan hubungan seksual pada prinsipnya merupakan pembicaraan yang berhubungan dengan pelakunya, yaitu manusia. Hubungan seksual tidak akan terjadi dengan sendirinya tanpa ada hubungan antar manusia itu sendiri. Adapun kasus permerkosaan adalah pengecualian yang tidak akan dibahas dalam tulisan ini.

Ilustrasi. Sumber: www.ceritamu.com
Gempa tsunami yang terjadi pada tahun 2006 lalu ternyata tidak membuat semangat sebagian muda-mudi Aceh menjadi goyah dalam menjalankan aktivitas maksiatnya. Fenomena ini sudah sering kita saksikan bersama di daerah kita masing-masing dan bahkan sudah menjadi tontonan umum tanpa harus mengeluarkan biaya alias gratis. Lihat saja malam minggu, bagaimana eforia muda-mudi kita yang membuat sesak jalan raya dan tak jarang membuat jalanan menjadi macet. Parahnya pada malam minggu dan juga hari-hari libur lainnya, untuk menyeberang jalan saja kita harus bersabar dan menunggu sampai berjam-jam disebabkan panjangnya antrian konvoi sepeda motor muda-mudi layaknya iringan pengawal kerajaan yang hendak menuju keraton. 

Sekilas pandang memang tidak ada yang salah dengan hubungan mereka, apalagi hal tersebut meskipun dalam Islam dilarang namun sudah sangat lazim terjadi di Aceh, baik di desa maupun di perkotaan. Pergaulan muda-mudi yang tanpa batas dengan sendirinya akan melahirkan efek buruk, baik bagi diri mereka sendiri sebagai pelaku maupun bagi para orang tua. Jika orang tua membiarkan anak-anak mereka bergaul tanpa batas bersama lawan jenis maka mereka (para orang tua) juga harus siap menerima segala konsekwensinya, minimal hamil diluar nikah atau bahkan mungkin terinfeksi HIV-AIDS. Untuk menyikapi fenomena ini solusinya sederhana saja, solusi pertama, orang tua harus melarang anak-anaknya agar tidak bergaul secara bebas; atau solusi kedua, biarkan saja mereka bebas tanpa perlu pengawasan dan jangan lupa bersiap-siap menerima resiko yang akan terjadi.

Namun demikian kita berharap kepada muda-mudi Aceh untuk dapat bergaul secara Islami khususnya dengan lawan jenis. Tidak ada satu ayatpun dalam Al-Quran yang melarang seseorang mencintai orang lain (lawan jenis) asalkan sesuai dengan norma-norma yang sudah diatur dalam Islam. Sebagian muda-mudi ada yang menganggap bahwa hubungan badan diluar nikah adalah bukti cinta yang paling otentik; bahkan berkembang sebuah keyakinan di kalangan muda-mudi bahwa tidak ada cinta tanpa hubungan badan. Ini adalah paradigma keliru yang sudah sepatutnya ditinggalkan oleh muda-mudi Aceh.

Hari AIDS

Hari AIDS sedunia diperingati setiap tanggal 1 Desember. Ide peringatan Hari AIDS bermula dari Thomas Netter dan James Dunn, yang bekerja di bagian informasi Program Global untuk AIDS Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) di Jenewa, Swiss. Pada bulan Agustus 1987, mereka berdua mencetuskan ide untuk menetapkan satu hari untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dunia atas pandemik AIDS (belajar-sampai-mati.blogspot.com). Semoga saja momentum hari AIDS sedunia yang diperingati setiap 1 Desember dapat menjadi spirit bagi muda-mudi Aceh untuk segera meninggalkan perilaku menyimpang dan pergaulan bebas agar selamat dari cengkraman AIDS. Wallahu A’lam.

Artikel ini sudah pernah diterbitkan di The Aceh Traffic

loading...

No comments