Jangan Kamu Berjalan di Muka Bumi dengan Sombong!

(Catatan Kecil Untuk Para Pengemudi)

Oleh: Khairil Miswar

Bireuen, 25 Feburuari 2012

Judul tulisan ini penulis kutip dari Al-Quran surat Al-Isra ayat 37 tentang larangan bersikap sombong. Penulis sengaja mengutip dari Al Quran karena menurut penulis Al-Quran merupakan kitab suci umat Islam yang paling shahih dimuka bumi, mungkin sedikit berbeda dengan salah seorang tokoh kita yang pernah mengutip di Mathius (setahun yang lalu). Penulis terinspirasi untuk membahas persoalan ini terutama disebabkan oleh beberapa pengalaman menjengkelkan yang pernah penulis alami. Namun demikian dalam tulisan ini penulis tidak bermaksud untuk melakukan pembenaran terhadap diri sendiri. Tulisan ini bertujuan untuk berbagi pengalaman dalam rangka mencari solusi yang tepat untuk meminimalisir kesombongan dan keangkuhan yang telah menjadi penyakit berbahaya yang tidak mungkin disembukan dengan betadine ataupun olesan obat merah. Dalam amatan penulis penyakit sombong dan angkuh telah menjalar merasuk ke otak orang – orang yang akhirnya memandulkan akal pikiran mereka. 

Pengemudi Aceh

Sebenarnya kasus Jeng Afriani beberapa waktu lalu bukanlah kasus pertama yang terjadi di negeri ini, penulis yakin kasus-kasus serupa juga terjadi hampir setiap hari di daerah lain tak terkecuali Aceh. Dalam tulisan singkat ini penulis ingin menceritakan sedikit tentang perilaku para pengemudi mobil yang terkadang menjengkelkan dan membahayakan keselamatan orang lain. Di beberapa tempat (di Aceh) penulis sering mendapati perilaku sombong yang dilakukan oleh para pengemudi mobil. Banyak pengemudi yang mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi tanpa ada kepentingan yang mendesak. Perilaku ini jelas sangat membahayakan para pengendara sepeda motor yang berada di depannya. Terkadang kecepatan mobilnya mengalahkan kecepatan pembalap dunia. Tak jarang mereka membunyikan klakson secara tiba – tiba yang mengejutkan para pengendara di depannya. Perilaku ini menurut penulis adalah perilaku sombong alias “sok gawat” dan menganggap para pengendara sepeda motor sebagai orang yang tidak penting untuk dihiraukan. Perilaku ini juga sering mengakibatkan terjadinya kecelakaan lalu lintas yang memakan korban orang – orang tak berdosa. Kalau yang menjadi korban Cuma pengendara mobil tersebut mungkin tidak jadi soal, karena hal tersebut merupakan konsekuensi yang harus ia terima, tetapi biasanya yang menjadi korban adalah pengendara sepeda motor butut akibat terkejut dengan bunyi klakson dari pengemudi mobil yang berlagak gila tersebut. 

Satu lagi adalah perilaku sok sibuk dalam mengemudi mobil. Sudah menjadi kebiasan dan memang begitu aturannya bahwa setiap pengendara harus berjalan dilintasannya sendiri (blah wi droe). Tetapi penulis sangat sering dijengkelkan dengan perilaku pengemudi mobil yang menyerobot lintasan pengendara lain dari arah berlawanan, penulis pernah beberapa kali terjatuh keluar badan jalan akibat perilaku “sok mok” dari beberapa supir yang pantas disebut sebagai “sawan” (sejenis penyakit ayan). Perlu dicatat dan kalau perlu dihafal oleh para pengemudi mobil bahwa perilaku tersebut adalah perilaku sombong dan congkak yang harus segera dihentikan. Perlu juga diketahui oleh “Bung Supir” bahwa pengendara sepeda motor juga bayar pajak. Dengan sendirinya mereka juga berhak menggunakan jalan raya, tidak sepantasnya hak mereka dirampas oleh pengemudi mobil. 

Larangan Bersikap Sombong.

Dalam surat Al-Qashash ayat 83 Allah Swt berfirman: “ Negeri akhirat itu kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan dimuka bumi” (Q.S. Al- Qashash: 83). Allah juga berfirman dalam surat Al-Isra ayat 37: “Dan janganlah kamu berjalan dimuka bumi dengan sombong” (Q.S. Al-Isra: 37). Dalam surat Luqman ayat 18 Allah berfirman: “Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri” (Q.S Al – Luqman: 18)
Ibnu Mas’ud r.a juga pernah meriwayatkan hadits dari Nabi Saw: “Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya ada rasa sombong seberat biji sawi…” (H.R. Muslim). Salamah Ibn Al –Akwa juga meriwayatkan hadits dari Nabi Saw: “Tidak henti-hentinya seseorang itu berbuat sombong hingga ia ditulis dalam kelompok orang-orang yang sombong, maka ia akan tertimpa oleh apa saja yang menimpa mereka (H. R. Tirmidzi).

Sudah sepatutnya beberapa dalil diatas kita jadikan sebagai pedoman agar kita tidak bersikap sombong dan angkuh hanya karena telah diberi sedikit kelebihan oleh Allah. Jadilah pengemudi yang baik dan hargai hak – hak orang lain, jangan diserobot begitu saja. Sehebat apapun kita toh suatu saat kita akan mati dan dibangkitkan kembali pada hari kiamat untuk mempertanggung jawabkan semua amal perbuatan kita di dunia. Berusahalah untuk mempersempit jalan ke neraka dengan cara meninggalkan perilaku sombong. Kita hanyalah makhluk yang menumpang di bumi Allah. Bertaubatlah kawan. Wallahul Musta`an.

Artikel ini sudah diterbitkan di The Aceh Traffic
loading...

No comments