MENYIKAPI POLEMIK TENTANG SYI’AH DI INDONESIA


Oleh: Khairil Miswar

Bireuen, 01 Februari 2012

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siraj menyatakan bahwa ajaran syiah tidak sesat dan termasuk bagian dari Islam seperti halnya Sunni. Said Aqil juga menyebutkan bahwa di universitas Islam mana pun tidak ada yang menggap syiah sesat, Untuk menguatkan pendapatnya Said merujuk pada kurikulum pendidikan di Universitas Ummu Al Qura di Arab Saudi. Menurut Aqil Arab Saudi merupakan pusatnya Wahabi, tetapi mereka (wahabi) tidak pernah menyesatkan syi’ah. Said juga mengatakan bahwa ulama Sunni seperti Ibnu Hazm juga menggap syi’ah tidak sesat dan merupakan bagian dari Islam (Tempo.co 26/01/12).


Sebelumnya Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Umar Syihab juga menyatakan hal yang sama bahwa syi’ah tidak sesat. Menurut Syihab, MUI tidak pernah menyatakan bahwa Syiah itu sesat. Syiah dianggap sebagai salah satu mazhab yang benar sama halnya dengan sunni (ahlussunnah wal jama'ah). Syi’ah adalah mazhab yang benar dan mazhab tersebut sudah ada sejak awal Islam (okezone.com 01/01/12). Pernyataan berbeda diungkapakan oleh Menteri Agama RI Suryadharma Ali, menurut Suryadharma keputusan Menteri Agama di masa Orde Baru telah menegaskan bahwa Syiah merupakan aliran sesat di luar Islam (Hidayatullah.com 25/01/12). Reaksi keras juga datang dari pengurus Syuriah (Pimpinan Wilayah Nahdhatul Ulama PWNU) Jawa Timur Habib Achmad Zein Alkaf. Menurut Zein Alkaf yang juga Ketua bidang Organisasi Albayyinat, salah satu lembaga nirlaba yang telah 20 tahun secara intens menelitik dan mengkaji masalah Syi’ah ini menilai statement Umar Shihab telah kebablasan dan bertolak belakang dengan keputusan MUI sebelumnya (Hidayatullah.com 02/01/12). Pengurus Al Bayyinat tersebut juga menyatakan bahwa Said Aqil Siraj telah berbohong dengan menyatakan bahwa syi’ah tidak sesat. Menurut Zain Alkaf, Said juga telah berdusta atas nama Ibnu Hazm dan ulama timur tengah lainya (Hidayatullah.com 27/01/12). 

Sejarah Singkat Syi’ah.

Dalam beberapa referensi sejarah disebutkan bahwa orang yang pertama sekali melahirkan paham Syi’ah adalah seorang pendeta Yahudi dari Yaman yang bernama Abdullah bin Saba’. Dia datang ke Madinah pada masa Daulah Islam Madinah dipimpin oleh khalifah ‘Utsman bin Affan ra. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam Majmu’ Al-Fatawa menyebutkan bahwa asal-usul Syi’ah adalah dari kalangan munafiq dan zindiq yang dipimpin oleh Abdullah bin Saba’. Dia (Abdullah bin Saba’) menampakkan sikap ekstrim untuk mendukung ‘Ali bin Abi Thalib ra dengan cara melakukan propaganda bahwa ‘Ali yang paling berhak memegang jabatan khalifah dengan alasan ada wasiat dari Nabi Saw. 

Para ahli sejarah juga menyebutkan bahwa Abdullah bin Saba’ adalah seorang Yahudi yang menampakkan keislamannya dan menyembunyikan keyahudiannya. Dia ingin merusak Islam dari dalam sebagaimana yang dilakukan oleh Paulus yang merusak agama Nasrani. Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab juga menyebutkan bahwa Abdullah bin Saba’ adalah Yahudi yang berkedok Islam. Asy Syihrastani juga menjelaskan bahwa mereka (Syi’ah) adalah pengikut Abdullah bin Saba’ yang mengatakan kepada ‘Ali; kamulah! Kamu (‘Ali) adalah Tuhan, setelah mendengar berita tersebut ‘Ali kemudian mengusir mereka ke Al Madain. 

Dalam Tarikh Al Khulafa Ar Rasyidun yang diterbitkan oleh Kerajaan ‘Arab Saudi diceritakan bahwa dalam menjalankan aksinya Abdullah bin Saba’ merekrut orang – orang munafiq dari Iraq dan Mesir. Dia juga sempat menjalankan aksinya di Syam namun dapat digagalkan oleh Mu’awiyah bin Abi Sofyan ra. Diceritakan juga bahwa mereka (Syi’ah) melakukan rancangan untuk membunuh Khalifah ‘Utsman bin Affan ra yang akhirnya mengatarkan ‘Utsman menuju Syahid tepatnya pada hari Jum’at tanggal 18 Dzulhijjah tahun 35 H. 

Mazhab Syi’ah berkembang pesat di Iran dan juga di beberapa Negara lain seperti Iraq, Suriah, Libanon dan Bahrain. Komunitas Syi’ah kita yakini juga berkembang di Indonesia meskipun bisa disebut minoritas (dalam jumlah kecil). Negara Iran yang dipimpin oleh Ahmadinejad mayoritas penduduknya bermazhab Syi’ah Imamiyah (Syi’ah yang meyakini 12 imam). Meskipun Iran dikenal sebagai Negara yang anti Yahudi namun kenyataannya di Iran di diami oleh sekitar 25 sampai 30 ribu warga beragama Yahudi. Komunitas Yahudi di Iran adalah komunitas terbesar kedua setelah Israel (Rizqo Kamil Ibrahim, Anda bertanya Agama Syi’ah Menjawab, Artikel, Hidayatullah.com, 28/01/12).

Aqidah Sesat Syiah.

Beberapa aqidah (keyakinan) sesat Syi’ah adalah; Pertama, Syi’ah meyakini bahwa semua Imam-imam mereka adalah ma’shum dan terbebas dari kesalahan dan dosa. Keyakinan ini berbeda dengan kita (ahlussunnah) yang meyakini bahwa Cuma para Nabi yang ma’shum. Kedua, Syi’ah meyakini bahwa Imam ‘Ali dan para Imam mereka mengetahui perkara ghaib, hal ini jelas – jelas bertentangan dengan nash-nash Al-Quran dan juga sunnah Nabi Saw. Ketiga, Sebagian dari kaum Syi’ah meyakini ‘Ali sebagi Tuhan, dan sebagian yang lain juga meyakini bahwa Jibril as tersalah dalam menyampaikan wahyu, menurut mereka (syi’ah) wahyu tersebut seharusnya disampaikan kepada ‘Ali, namun Jibril as tersilap sehingga menyampaikan kepada Nabi kita Muhammad Saw. Keempat, Syi’ah juga menuduh Al-Quran yang dimiliki oleh orang-orang sunni tidak lengkap dan banyak ayat dan surat yang hilang. Beberapa keyakinan yang penulis sebutkan diatas jelas-jelas bertentangan dengan prinsip – prinsip Ahlussunnah Waljama’ah. Di samping keyakinan yang penulis sebutkan, masih banyak keyakinan sesat lainnya yang tidak mungkin penulis sebutkan semuanya disini.

Ritual Asyura Syi'ah. Sumber: www.blogammar.com
Syi’ah Menghina Para Shahabat Nabi. 

Merujuk kepada pendapat dan penilaian yang telah dilakukan oleh mayoritas ulama (kecuali Said Agil Cs) dan juga berdasarkan beberapa referensi sejarah dapat disimpulkan bahwa keyakinan Syi’ah benar-benar sesat dan bertentangan dengan aqidah ahlussunnah waljama’ah. Sejarah juga telah mencatat bahwa mereka (Syi’ah) mengkafirkan Abu Bakar ra, Umar ra dan ‘Usman ra. Mereka juga mengkafirkan dan menghina ummul mukminin ‘Aisyah ra. Kasus penghinaan terhadap para shahabat dan ummul mukminin bukan Cuma terjadi pada masa lalu, tetapi perilaku tersebut masih mereka pertahankan sampai hari ini. Penulis memiliki beberapa video yang berisi celaan terhadap para shahabat yang dilakukan oleh ulama terkemuka Syi’ah abad 20 di Iran. Salah satunya adalah ceramah yang dilakukan oleh Yasir Habib. Dalam video tersebut Yasir Habib melaknat Abu Bakar, ‘Umar dan ‘Usman. Dia (Yasir Habib) juga menghina ‘Aisyah dengan sebutan “Himara” yang dalam bahasa Indonesia berati “Keledai”.

Sikap Kita Terhadap Syi’ah.

Meskipun komunitas Syi’ah bersikap keras dan menghina tokoh-tokoh sunni, namun kita harus bijak dalam menyikapi penyebaran Syi’ah di Indonesia. Dialog adalah solusi yang lumayan bijak jika dibandingkan dengan aksi-aksi kekerasan seperti aksi pembakaran yang terjadi di Sampang Madura beberapa waktu lalu. Dalam kondisi apapun kekerasan bukanlah solusi dan malah akan melahirkan petaka baru yang akhirnya menjadi dendam kesumat yang tiada akhir. Wallahu Waliyut Taufiq.

Artikel ini sudah pernah diterbitkan di Harian Aceh


loading...

No comments