TIKUS MENIDURKAN SINGA!


Oleh : Khairil Miswar 

Bireuen, 02 Juli 2011

Dalam beberapa hari terakhir suhu politik di Aceh sudah mulai memanas dan berpotensi menimbulkan konflik baru di Aceh. Terlebih lagi pro kontra tentang calon independen masih terus diperdebatkan dan nyaris tak berujung. Pihak-pihak yang mengerti hukum terus mempertahankan agar calon independen harus ada di Aceh, sedangkan beberapa pihak (maaf) yang mungkin belum mengerti hukum juga berjuang mati-matian untuk menolak keterlibatan calon independen dalam pemilukada mendatang.

Potensi konflik semakin nyata terlihat ketika Fakhrurrazi menyebutkan bahwa ada tikus yang membangunkan singa tidur. Sayangnya Tgk Fakhrurrazi tidak menyebutkan siapa tikus yang dia maksud. Namun setiap orang yang berakal pasti faham maksud dari saudara Fakhrurrazi. Mungkin yang dimaksud dengan singa oleh Fakhrurrazi adalah para penolak calon independen, sedangkan tikus adalah para pendukung calon independen. Jika dilihat dari demonstrasi untuk menolak calon independen yang dimotori oleh KMPA Cuma dihadiri oleh seribuan massa dan yang tidak ikut demo mencapai jumlah jutaan. Fakta ini menjadi bukti bahwa para pendukung independen lebih banyak dibanding yang menolak. Jadi salah besar jika ada pihak yang mengklaim bahwa masyarakat Aceh menolak calon independen karena demonstrasi penolakan calon independen hanya dihadiri oleh sekelompok kecil masyarakat Aceh yang tidak mencapai 1 % dari jumlah penduduk Aceh.

Demikian juga jika ada yang mengklaim bahwa mahasiswa menolak calon independen ini juga salah besar karena beberapa kelompok mahasiswa yang tergabung dalam Koalisi Santri Mahasiswa dan Masyarakat Peduli Demokrasi Aceh (KOSAMPEDA) juga berunjuk rasa ke gedung Komisi Pemilihan Independen (KIP) Aceh untuk mendukung KIP Aceh tetap menjalankan Pemilukada tepat waktu dan mengakomodir jalur independen di dalamnya.

Sudah saatnya klaim-klaim yang mengatasnamakan rakyat Aceh dan mahasiswa segera dihentikan karena tidak sesuai dengan kondisi ril dilapangan. Secara hukum pihak DPRA adalah perwakilan rakyat, namun bukan berarti setiap keputusan DPRA adalah keputusan rakyat. Sudah menjadi rahasia umum bahwa mereka menjadi wakil rakyat pada saat pemilu, sedangkan setelah terpilih mereka tidak lagi menjadi wakil rakyat tetapi menjadi wakil dari kelompoknya. Mungkin kita semua ingat kalau dulu pada saat pemilu ada istilah kalinyo tapileh awak droeteuh (awak tanyoe) tetapi sekarang istilah awak tanyoe berubah menjadi awak kamo yang merupakan penegasan bahwa mereka tidak lagi mewakili tanyoe tetapi mewakili kamoe atau kelompoknya.

Irwandi Tak Akui GAM selain Hasan Tiro.

Pernyataan Gubernur Aceh Irwandi Yusuf dimedia Harian Aceh (01 Juli 2011) bahwa beliau tidak mengakui pimpinan GAM selain Hasan Tiro adalah sebuah pernyataan yang lumayan berani. Fakta yang di ungkapkan oleh Irwandi patut dipertimbangkan oleh masyarakat Aceh karena Irwandi pernah menjadi bagian dari tubuh mereka. Sudah tentu apa yang disampaikan oleh Irwandi adalah berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya selama bergabung dengan mereka. Pernyataan Irwandi yang hanya percaya kepada Hasan Tiro harus bisa dimaklumi oleh masyarakat Aceh karena sosok Hasan Tiro adalah figur yang sangat dicintai oleh Irwandi. 

Demikian juga dengan pernyataan Wagub Aceh Muhammad Nazar yang meminta kepada semua pihak yang marah kepada tikus untuk tidak membakar karung beras adalah pernyataan yang sangat beralasan. Jika memang marah kepada tikus lebih baik tikusnya yang dicari. Namun perlu diketahui bahwa tikus meskipun badannya kecil tapi nyalinya lumayan besar dan lebih lihai daripada singa.

Kisah Tikus dan Singa.

Ada sebuah dongeng yang saya kutip dari kampungdongeng.blogspot.com yang bercerita tentang singa dan tikus. Ceritanya begini ; Seekor singa sedang tidur-tiduran di sebuah padang rumput di hutan. Perutnya lapar, karena sejak pagi tadi dia belum menyantap sesuap makanan pun. Tiba-tiba penciumannya serasa menemukan ada makanan di dekatnya. Dia mulai mencari-cari apa gerangan yang bisa dimakannya itu. Ternyata, seekor tikus sedang bermain-main di balik rerumputan.

Ilustrasi. Sumber: kisahbuahhati.blogspot.com
"Hai, tikus, tahukah kamu bahwa engkau telah menggangguku" kata singa sambul mengaum, memperlihatkan taringnya yang tajam "Aaauuuummmmmmm........!!" "Awas kau akan kujadikan santapan pertamaku hari ini". Dengan sigap dia meloncat, dan dalam sekejap, tikus kecil yang malang itu sudah berada dalam genggamannya.

"Oh, singa yang baik, janganlah kau makan diriku," kata tikus itu ketakutan setengah mati. "Di rumahku tujuh ekor anakku sedang menungguku dan makanan yang sedang kubawa ini", tikus menghiba. Air matanya mulai menetes dari matanya. Dia menangis... cit...cit..cit...cit.

"Ho...ho...ho.. aummmmm, aku tidak akan melepaskanmu tikus kecil. Perutku sudah lapaaaar sekali. Bisa pingsan aku kalau tidak makan sekarang," singa sudah bersiap hendak memasukkan tikus malang itu ke dalam mulutnya.

"Hai, singa, bagaimana kalau kita buat perjanjian. Hari ini biarkan aku pergi. Aku berjanji akan menolongmu kelak jika kau dalam kesulitan," kata tikus mulai berani.

"Bagaimana mungkin makhluk kecil sepertimu menolong aku yang kuat dan besar ini. ho..ho..ho.. aummmmm...!" Namun sang Singa kasihan juga akhirnya melihat Tikus kecil itu menangis. "Baiklah, kali ini kau kulepaskan. Lagian dagingmu pasti tidak bisa mengenyangkan perutku. Sana! cepat pergi...!!"

Tikus dengan senang hati berlari meninggalkan singa sambil teriak, "Terima kasih singa...".
Suatu hari tikus sedang berjalan-jalan di sekitar rumahnya. Tiba-tiba dia mendengar suara seekor singa sedang mengaum, tampaknya kesakitan. "Auummmmm.... aduuuuhhh... tolooong...tolooong." "Aku terkena perangkap pemburu nakal... tolooong, auuummmm."

Tikus segera menghampiri asal suara itu. Rupanya singa masuk perangkap yang dibuat pemburu. "Jangan kawatir singa, aku datang menolongmu...!" Teriak tikus pada singa. "Cepatt! aku sudah tidak tahan lagi.... auuummmm." kata singa. Tikus segera melompat masuk kedalam lubang perangkap. Satu demi satu tali perangkap yang mengikat singa dia gigit hingga putus. Dan akhirnya... singa terbebas. Segara dia melompat keluar dari lubang perangkap. "Terima kasih Tikus, kalau tidak ada kamu, pasti aku sudah ditangkap pemburu nakal itu.

Dari potongan kisah diatas kita bisa melihat bahwa tikus meskipun kecil tidak boleh diremehkan begitu saja. Kekuatan yang dimiliki oleh singa tidak memberi pengaruh apa-apa bagi tikus dan malah ketika singa terperangkap dengan penuh keikhlasan tikus datang menolong. Akhirnya kita semua faham dan percaya bahwa tikus mampu menidurkan singa. Wallahu `Alam.

Artikel ini sudah pernah diterbitkan di Harian Aceh




loading...

No comments