PENJAJAHAN BARU DI NEGERI INDATU


Oleh : Khairil Miswar 

Bireuen, 13 September 2011

Rasa geram masih membayangi pikiran kita sebagai umat Islam ketika kita membaca di beberapa media tentang pemukulan khatib di Pidie beberapa waktu lalu. Aksi brutal yang mengadopsi sifat-sifat hewani telah menumbangkan khatib ketika sedang menyampaikan nasehat kepada umat. Suasana khusyu` seketika menjadi gaduh setelah para predator menghujamkan pukulan dan tendangan kepada khatib yang sedang membacakan khutbah di Mesjid Raya Keumala, Pidie.Mereka telah merusak reputasi Aceh dimata dunia dengan perilaku mereka yang bringas dan tidak berperikamanusiaan. Mesjid sebagai tempat beribadah umat Islam seolah tidak berharga dimata mereka. 

Terlepas dari materi khutbah yang disampaikan khatib yang jelas aksi beberapa anak manusia di Pidie kemarin telah melukai hati umat Islam diseluruh pelosok negeri. Mimbar yang biasanya digunakan oleh khatib untuk menyampaikan pesan agama seketika berubah menjadi “ring tinju“. Khatib ditendang dan dikeroyok dihadapan jama`ah jumat, sungguh kejadian yang luar biasa. Selama ini kita membanggakan Aceh sebagai pusat Islam di nusantara, namun kenyataannya nilai-nilai Islam telah hilang dibenak mereka. Semoga saja Allah Swt mengutuk perilaku mereka yang lebih pantas disebut sebagai dajjal.

Sejarah telah membuktikan bahwa bangsa Yahudi adalah bangsa paling congkak didunia sehingga Allah Swt melaknat mereka. Mereka adalah bangsa paling jahat sepanjang perjalanan sejarah, tetapi orang – orang Yahudi sangat cinta dan sayang kepada bangsanya (keturunan Yahudi). Aksi pemukulan terhadap khatib yang dilakukan oleh beberapa orang di Pidie telah mencoreng wajah umat Islam karena pelakunya juga kita yakini berKTP Islam. Jika Yahudi terlaknat saja mencintai dan menyayangi bangsanya kenapa mereka (pelaku pemukulan) malah menindas bangsanya sendiri yang notabene sebangsa dan seaqidah?

Merendahkan Martabat Islam

Diakui ataupun tidak perilaku penganiayaan terhadap khatib di Pidie telah merendahkan martabat Umat Islam dihadapan orang-orang non Muslim. Sebagai umat Islam kita telah dipermalukan oleh aksi-aksi segenlintir anak manusia yang dulunya pernah bercita-cita ingin mendirikan daulah Islam di Aceh. Islam tidak pernah mengajarkan kekerasan apalagi sesama muslim. Tidak sempurna iman seseorang apabila dia tidak mencintai saudaranya sebagai mana dia mencintai dirinya sendiri. 

Jika memang khatib bersalah dalam menyampaikan khutbah tentunya kita memiliki solusi yang lebih beradab, tidak harus dengan pukulan dan tendangan. Kita semua yakin bahwa tidak ada satu agamapun di dunia yang membenarkan aksi kekerasan. Apalagi agama Islam yang Rahmatan Lil `Alamin. Jika khatib bersalah kita bisa menunggu sampai dia selesai berkhutbah tidak harus memaksa dia turun apalagi jika khutbah belum sempurna. Bukan Cuma manusia tetapi seluruh makhluk didunia ini akan mengutuk tindakan tersebut. Sebagai umat Islam kita harus mencegah perilaku ini agar tidak terulang kembali. 

Kezaliman Akan Runtuh

Penulis tidak bermaksud memojokkan kelompok tertentu di Aceh namun masyarakat bisa menilai sendiri dan pasti sudah mengenal siapa pelakunya. Setiap kezaliman harus dilawan tentunya dengan cara-cara yang beradab dan tidak keluar dari aturan Agama Islam. Kita semua yakin bahwa setiap kezaliman itu akan runtuh. Kita pasti ingat dengan kisah Fir`aun yang telah diabadikan dalam AL Quran oleh Allah Swt. Fir`aun memiliki kekuasaan dan kekuatan pasukan yang mungkin tidak tertandingi oleh militer negara-negara modern saat ini. Namun ketika keangkuhannya memuncak apa yang terjadi? Dengan mudah Allah Swt menenggelamkannya dilaut merah. Sekarang coba kita berfikir jernih. Apa kita merasa memilki kekuatan melebihi Fir`aun? Jika tidak, mulai sekarang berhentilah berbuat zalim agar terlepas dari siksaan Allah Swt. 

Hukum Harus Ditegakkan

Kasus kekerasan yang terjadi di Pidie Jumat lalu bukanlah kasus pertama yang terjadi di Aceh. Kita semua yakin kasus-kasus seperti ini akan terus terulang di Aceh apabila tidak ditangani secara serius oleh semua pihak khususnya pihak Kepolisian RI sebagai institusi yang bertanggung jawab terhadap keamanan di Republik ini. Jika kasus seperti ini terus dibiarkan maka tidak mustahil calon-calon penjahat baru akan terus beraksi. Seorang penjahat akan merasa berani apalagi jika dia merasa dirinya terlindungi oleh hukum. Apalagi menjelang pemilukada di Aceh aksi kekerasan akan semakin memuncak apabila para penegak hukum lambat dalam bertindak. Jangan ada kata maaf bagi pelaku kejahatan apalagi jika kejahatannya membahayakan jiwa dan kehormatan orang lain. Kita berharap pihak Kepolisian lebih serius lagi dalam menangani kasus-kasus seperti ini. Siapapun pelakunya harus diberi sanksi yang sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku dinegeri ini. Informasi yang berkembang menyatakan bahwa aksi pemukulan khatib di Pidie juga melibatkan salah seorang anggota DPRK yang berasal dari partai ternama di Aceh. Meskipun dia seorang pejabat tetap harus diproses hukum agar masyarakat merasa nyaman dalam melakukan aktivitasnya. 

Kepada masyarakat kita juga berharap agar tidak membiarkan kejahatan terus terjadi di Aceh. Masyarakat harus melakukan perlawan dengan cara melaporkan setiap kejahatan kepada pihak Kepolisian. Dalam banyak hadits Rasulullah Saw memerintahkan kepada kita semua untuk mencegah setiap kemungkaran yang terjadi dilingkungan kita. Tentunya dengan cara-cara yang beradab dan tidak melanggar ketentuan syariat. Bagi kita masyarakat awam bentuk pencegahan yang dapat kita lakukan adalah dengan cara melaporkan kepada aparat negara. Wallahu Waliyut Taufiq.

Artikel ini sudah pernah diterbitkan di Majalah Santunan




loading...

No comments