PENDEKAR MENANTANG TUHAN


Oleh : Khairil Miswar 

Bireuen, 10 September 2011

Ilustrasi Pendekar. Sumber: afifufefo.deviantart.com
Lagi-lagi tragedi memilukan sekaligus memalukan kembali terjadi di Aceh. Kali ini menimpa seorang ulama di Pidie yang sedang menyampaikan nasehat kepada umat. Sang khatib dipukuli dan dianiaya oleh sekelompok orang yang identitas pelakunya sudah sama-sama kita ketahui. Sayangnya aksi kekerasan tersebut terjadi didalam mesjid yang merupakan tempat para hamba berzikir dan beribadah kepada Tuhannya. Mungkin hati mereka telah beku dan membatu sehingga otak mereka menjadi goncang. Mereka tak sanggup lagi membedakan antara mesjid dengan terminal bus. Jika dulu kita mendengar kabar pencuri dikeroyok mungkin masih mending walaupun dalam agama perilaku ini juga terlarang, namun kali ini seorang khatib yang menjadi sasaran tendangan dan pukulan mereka-mereka itu. Sungguh luar biasa dan mengagumkan. 

Sejarah telah membuktikan bahwa bangsa paling congkak dan angkuh di dunia adalah bangsa Yahudi. Tetapi, meskipun mereka memusuhi dan membunuh bangsa lain (bangsa muslim) tetapi mereka sangat sayang dan cinta kepada bangsanya (keturunan Yahudi). Fakta ini mungkin berbeda dengan perilaku kita yang justru memusuhi bangsa kita sendiri. Dengan mudah bibir kita mengucapkan kata – kata pengkhianat kepada saudara kita sendiri hanya karena ada sedikit perbedaan. 

Kenapa Harus di Mesjid?

Diberitakan bahwa Tgk. Saiful Bahri yang ketika itu sedang menyampaikan khutbah Jumat di Mesjid Raya Keumala Pidie dipukuli oleh sekelompok orang. Beliau dituduh melakukan kampanye padahal menurut informasi yang berkembang Tgk. Saiful tidak melakukan kampanye dan hanya menyampaikan pesan-pesan agama. Kabarnya Tgk. Saiful menyampaikan materi khutbah tentang kriteria dosa yang tidak diampuni seperti memutuskan tali silaturahmi dan membunuh. Menurut penulis jika benar materi itu yang disampaikan kenapa khatib harus dipukuli dan dianiaya? Khatib hanya menyampaikan pesan – pesan dari Allah Swt. Jika ada orang yang merasa tersindir dan tidak senang kenapa khatib yang menjadi sasaran? Agama ini milik Allah Swt yang diturunkan kepada Nabi Saw untuk umat manusia. Para khatib hanya melanjutkan dakwah dari Nabi Saw agar umat ini tidak tersesat. Jika hendak marah hendaklah marah kepada Allah Swt karena syariat ini milik Allah Swt bukan milik khatib. 

Mesjid adalah tempat yang paling dicintai oleh Allah Swt. Lantas kenapa kita malah membuat keributan dan kekerasan didalam mesjid? Andaipun khatib bersalah tindakan kekerasan tetap tidak bisa dibenarkan. Sebagai manusia yang telah dianugerahkan akal pikiran oleh Allah Swt seharusnya kita mencari solusi lain, tidak harus memukul khatib diatas mimbar. Jika khatib salah menyampaikan khutbah cukup dengan ditegur tidak perlu ditendang karena mesjid tempat ibadah bukan tempat belajar silat. Jika memang ingin mempraktekkan ilmu silat ajak khatib keluar mesjid dan bertarung secara jantan, bukan dengan cara main keroyok seperti banci. Buktikan kepada masyarakat kalau kita ini “ LAKI “ seperti iklan Extra Joss yang saban hari kita nonton di TV. 

Kekerasan Harus di Cegah. 

Seharusnya para jamaah harus berusaha melakukan pencegahan pada saat khatib akan dipukuli oleh orang-orang tersebut. Tidak cukup dengan menonton saja, apalagi kekerasan dilakukan didalam mesjid. Mereka telah mengotori kesucian mesjid dengan tindakan brutal dan tidak manusiawi maka sudah sepatutnya para jamaah jumat mencegah perilaku tersebut. Sesungguhnya membiarkan kezaliman itu lebih kejam dari kezaliman itu sendiri.

Dalam sebuah hadits yang bersumber dari Anas Bin Malik R.a, Rasulullah Saw bersabda: “Hendaklah kamu menolong saudaramu yang menganiaya dan yang teraniaya, sahabat bertanya ; wahai Rasulullah, memang kami akan menolong apabila dia dianiaya, maka bagaimana cara menolong apabila dia yang menganiaya?. Rasulullah menjawab ; Engkau cegah dia dari perbuatan penganiayaan, maka yang demikian itulah berarti kamu telah menolongnya ( HR. Bukhari ).

Sebagai sesama muslim kita juga harus menyayangi para pelaku kejahatan dengan cara menasehati mereka agar mereka beriman kepada Allah Swt dan menjauhi perbuatan jahat. Terlebih lagi jika kejahatan tersebut terjadi dirumah Allah Swt pada saat para hamba sedang beribadah kepada Tuhannya.

Dalam hadits lain Abu Hurairah r.a. berkata bahwa Nabi SAW bersabda: “Siapa yang merasa pernah berbuat aniaya kepada saudaranya, baik berupa kehormatan badan atau harta atau lain-lainnya, hendaknya segera meminta maaf nya sekarang juga, sebelum datang suatu hari yang tiada harta dan dinar atau dirham, jika ia punya amal shalih, maka akan diambil menurut penganiayaannya, dan jika tidak mempunyai hasanat (kebaikan), maka diambilkan dari kejahatan orang yang dianiaya untuk ditanggungkan kepadanya.” (HR. Bukhari, Muslim)

Kedua hadits diatas semoga saja menjadi pedoman bagi kita semua khususnya bagi orang-orang yang merasa dirinya sebagai pendekar yang mungkin selama ini telah larut dalam kezaliman. Sehebat dan sekuat apapun anda wahai para pendekar anda adalah makhluk Tuhan yang nantinya akan diminta pertanggungjawaban oleh Sang Pencipta. Hendaknya tuan-tuan sadar bahwa dulunya anda hanyalah setetes mani yang tidak berharga. Kemudian Allah Swt menciptakan tuan sebagai manusia sempurna untuk beribadat kepadaNya, bukan untuk melawan syariatNya. Percayalah tuan-tuan bahwa neraka itu ada. Jangan tuan menganggap bahwa neraka hanyalah cerita dongeng pengantar tidur. Cukuplah Firaun yang menjadi simbol kecongkakan dan kesombongan. Cepatlah bertaubat dan meminta maaf kepada orang-orang yang mungkin selama ini sudah tuan zalimi. Jangan sampai ibu tuan-tuan menyesal telah melahirkan dan membesarkan tuan. 

Aparat Kepolisian Harus Tegas

Kasus kekerasan yang terjadi di Pidie Jumat lalu bukanlah kasus pertama yang terjadi di Aceh. Kita semua yakin kasus-kasus seperti ini akan terus terulang di Aceh apabila tidak ditangani secara serius oleh semua pihak khususnya pihak Kepolisian RI sebagai institusi yang bertanggung jawab terhadap keamanan di Republik ini. Jika kasus seperti ini terus dibiarkan maka tidak mustahil calon-calon penjahat baru akan terus berkreasi. Seorang penjahat akan merasa berani apalagi jika dia merasa dirinya terlindungi. Apalagi menjelang pemilukada di Aceh aksi kekerasan akan semakin memuncak apabila para penegak hukum lambat dalam bertindak. Jangan ada kata maaf bagi pelaku kejahatan apalagi jika kejahatannya membahayakan jiwa dan kehormatan orang lain. Kita berharap pihak Kepolisian lebih serius lagi dalam menangani kasus-kasus seperti ini. Kepada masyarakat kita juga berharap agar tidak membiarkan kejahatan terus terjadi di Aceh. Masyarakat harus melakukan perlawan dengan cara melaporkan setiap kejahatan kepada pihak Kepolisian. 

Dalam banyak hadits Rasulullah Saw memerintahkan kepada kita semua untuk mencegah setiap kemungkaran yang terjadi dilingkungan kita. Tentunya dengan cara-cara yang beradab dan tidak melanggar ketentuan syariat. Bagi kita masyarakat awam bentuk pencegahan yang dapat kita lakukan adalah dengan cara melaporkan kepada aparat negara. Wallahu Waliyut Taufiq.

Artikel ini sudah pernah diterbitkan di Harian Aceh







loading...

No comments