KETIKA KEBENARAN TERUNGKAP !

(TINJAUAN KEMBALI TERHADAP ANALISIS HMI TERSANDERA POLITIK PRAKTIS) 

Oleh : Khairil Miswar 

Bireuen, 31 Juli 2011

Dari berbagai informasi yang berkembang pasca demonstrasi yang dilakukan oleh orang-orang yang mengatasnamakan dirinya sebagai HMI Nusantara ternyata dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab dan pengecut. Mereka sengaja ingin merusak citra HMI dengan cara mengatasnamakan HMI. Setelah dilakukan pengecekan ke PB HMI ternyata tidak ada yang namanya HMI Nusantara. Yang ada Cuma beberapa orang oknum mantan HMI yang kemungkinan besar dibiayai oleh kandidat tertentu karena merasa tersaingi dengan figur Nazar yang selama ini berhasil menarik simpati rakyat Aceh. Mungkin saja kandidat tersebut kalah saing dengan Nazar sehingga melakukan trik politik kotor dan mengatasnamakan diri dengan HMI Nusantara. 

Penulis yakin dalang dibalik aksi tersebut adalah kandidat yang selama ini kalah dalam survei dan memiliki elektabilitas rendah dibanding Nazar. Apalagi Nazar sempat disebut – sebut sebagai kandidat kuat dari Demokrat. Mungkin saja dalang aksi tersebut adalah kandidat yang selama ini ingin memburu Demokrat agar dirinya dicalonkan tetapi sayang seribu kali sayang elektebilitasnya sangat rendah dibandingkan dengan Nazar.

Tersiar kabar pula bahwa sehari setelah aksi demonstrasi tersebut mereka membuat aksi serupa yang justru menyerang Tarmizi Karim dan meminta maaf kepada Nazar karena setelah mereka cek ke KPK ternyata Nazar tidak bermasalah dengan penyimpangan apapun. Justru yang bermasalah adalah Tarmizi Karim selama menjabat Bupati Aceh Utara dan dirut PDGM. 

Akhirnya senjata makan tuan gara – gara politik kotor yang diperankan oleh oknum – oknum yang tidak bertanggung jawab. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa Ketua DPP Demokrat Anas Urbaningrum juga kader HMI dan pernah menjabat sebagai ketua umum PB HMI periode 1997-1999. Dengan demikian Anas pasti sangat kenal dengan HMI. Anas pasti tau mana HMI yang sebenarnya dan mana HMI rakitan (orang – orang yang mengatasnamakan HMI). 

HMI Tolak Tarmizi Karim

Dalam aksi kemarin (Jumat 29/7) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Nusantara juga mendesak KPK agar tetap menunjukkan taringnya dengan memeriksa mantan Bupati Aceh Utara, Tarmizi Karim yang diduga melakukan korupsi pada saat menjabat. Mereka juga meminta, Kemendagri untuk melakukan evaluasi dan segera memberhentikan Tarmizi A Karim sebagai Kepala Badan Diklat Depdagri , atas pertimbangan berbagai kegagalan-kegagalan orientasi pembangunan daerah Kabupaten Aceh Utara selama beliau menjabat bupati.

Di beberapa media online seperti Rakyat Merdeka, okezone.com, detikcom, liputan6.com dan pelita online juga diberitakan bahwa Tarmizi Karim adalah mantan bupati Aceh Utara yang diduga melakukan penyalahgunaan wewenang. Dia juga pernah menjabat sebagai direktur utama Perusahaan Daerah Genap Mufakat (PDGM). Selama menjabat Dirut PDGM, dia juga disebut-sebut telah menyelewengkan uang negara nilai Rp40 miliar. Selain itu selama Tarmizi Karim menjabat Bupati Aceh Utara proyek pembangunan gedung Islamic Centre dengan nilai anggaran Rp30 miliar juga terindikasi korupsi. Dalam posisinya sebagai bupati Aceh Utara, Tarmizi Karim juga di anggap gagal dalam melakukan usaha-usaha pembangunan daerah. Ini nampak dengan tingginya nilai pengelolaan APBD, bahkan dua kali lipat APBD bupati sebelumnnya, namun pembangunan daerah Aceh Utara seperti berjalan di tempat (news.okezone.com).

Semua pihak juga sangat menyayangkan ketika Tarmizi Karim yang terbukti gagal membangun Aceh Utara justru diangkat menjadi Kepala Badan Diklat Depdagri. Kita semua juga berharap agar kanda Tarmizi Karim tidak lagi bersusah payah menebar pesona untuk mencalonkan diri sebagai Cagub. Rakyat sudah melihat sejuta kegagalan yang diperoleh oleh Tarmizi Karim selama menjabat Bupati Aceh Utara. Mengurus Aceh Utara saja tidak mampu bagaimana hendak mengurus Aceh? Seperti kata pepatah : “ Hendak memeluk gunung tangan tak sampai “. Namun penulis punya pepatah lain yang lebih cocok untuk kanda Tarmizi ; “ Hendak memeluk gunung tangan tak ada “. Jika tangan tak sampai mungkin masih bisa disambung, tetapi kalau tangan tak ada mau buat apa? 

Di akhir tulisan ini penulis mengajak seluruh masyarakat Aceh untuk membangun peradaban politik secara sehat sebagaimana diserukan oleh Wagub Aceh Muhammad Nazar dibeberapa medoa lokal dan nasional yang hampir saban hari kita baca. Kepada para kandidat kita berharap agar tetap mengedepankan akhlakul karimah dan menghindari politik kotor. Kepada tuan-tuan kandidat yang yakin kalah kita juga berharap agar tidak memaksakan diri untuk maju sebagai calon Gubernur Aceh pada pemilukada mendatang karena pemilukada bukanlah ajang untuk coba-coba. Jangan samakan pemilukada dengan karnaval yang tujuannya hanya untuk sensasi . Wallahul Musta`an Wa Huwa Ya`lam.

Artikel ini sudah pernah diterbitkan di Harian Aceh


loading...

No comments