Debat Kandidat Vs Lawak Kandidat


Oleh: Khairil Miswar 

Bireuen, 06 April 2012

Ilustrasi Lawak. Sumber: malaysianreview.com
Menarik sekali menonton acara “Debat Kandidat Gubernur Aceh” yang ditayangkan secara live oleh Metro TV malam kemarin (05/04/12). Tingkah para kandidat ketika memberi penjelasan dan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh para panelis terlihat beragam dan unik. Ada kandidat yang terlihat lancar dalam menjawab dengan susunan kata yang teratur dan sistematis. Ada juga kandidat yang terlihat santai dan cuek saja dalam menjawab pertanyaan sambil tersenyum-senyum sendiri alias malu-malu kucing. Selain itu ada pula kandidat yang terlihat sok pandai dalam menjawab karena merasa pasangan merekalah yang paling pintar disebabkan tingginya gelar akademik yang mereka sandang. Juga tak kalah uniknya ada kandidat yang memberi jawaban tegas layaknya panglima perang yang sedang panik namun sayang jawabannya tidak relevan dengan pertanyaan.

Dalam tulisan singkat ini penulis akan mencoba melakukan analisis sederhana terhadap kemampuan para kandidat calon Gubernur yang terlibat dalam debat kandidat di Metro TV kemarin malam.

Pertama, Pasangan Abi Lampisang dan Suriansyah. Pasangan ini dalam amatan penulis terlihat santai dan cuek saja dalam menjawab pertanyaan, baik yang diajukan oleh para panelis maupun oleh sesama kandidat. Seandainya Abi Lampisang tidak didampingi oleh Suriansyah dapat dipastikan bahwa Abi akan kewalahan dalam menjawab pertanyaan. Abi terlihat sangat tidak faham dengan isu – isu yang sedang dibahas dan jawabannya sering keluar dari substansi dan melenceng sehingga terkesan lucu. Ditambah lagi dengan penampilan Abi yang menurut penulis memiliki kemiripan dengan pelawak yang dapat mengundang tawa banyak orang. Apa hendak dikata, nasi sudah menjadi bubur dan bubur sudah menjadi taik. Ditinjau dari konsep demokrasi memang kehadiran Abi Lampisang dalam kancah politik tidak dapat disalahkan mengingat hal tersebut merupakan hak setiap warga Negara. Namun diakui ataupun tidak, citra seorang teungku telah tercoreng dengan sikap Abi yang terkesan la ra’du (baca: tidak tahu menahu) dalam hal politik dan pemerintahan. Penjelasan yang diutarakan oleh Abi dalam menjawab setiap pertanyaan terlihat tidak nyambung sehingga lebih pantas disebut sebagai lawak ala teungku. Jika sebelumnya (sebelum debat) Abi mungkin lumayan di hormati oleh masyarakat karena kapasitas ilmu agama yang dimilikinya, maka kehadirannya dalam debat kandidat malam kemarin setidaknya telah menurunkan derajatnya sebagai tokoh terhormat.

Kedua, Pasangan Irwandi Yusuf-Muhyan Yunan. Pasangan ini lumayan mahir dalam menjawab beberapa pertanyaan baik yang diajukan oleh para panelis maupun sesama kandidat. Dalam pandangan penulis, Irwandi terbilang berani dan jantan. Pertanyaan Irwandi yang ditujukan kepada Pasangan Zaini-Muzakkir tentang kasus kekerasan yang melibatkan simpatisan PA menjadi bukti paling akurat bahwa Irwandi memang kesatria dan bukan pengecut yang Cuma berani main belakang. Tentang konsep pembangunan Irwandi juga terbilang memiliki program yang lumayan bermutu. Pasangan ini juga cukup mempunyai pengalaman karena Irwandi sendiri sudah pernah menjabat sebagai Gubernur Aceh periode 2006-2011. 

Ketiga, Pasangan Darni Daud-Ahmad Fauzi. Pasangan ini merupakan pasangan akademisi dan sempat memproklamirkan dirinya sebagai pasangan “Jantong Hatee Rakyat Aceh”. Namun dalam pandangan penulis, Darni terlihat terlalu ambisius dalam menjawab pertanyaan pada saat debat kandidat di Metro TV. Darni terlalu mengandalkan pasanganya hanya karena mereka berasal dari kalangan intelektual. Seharusnya Darni banyak bercermin, mengurus Unsyiah saja tidak becus bagaimana ingin mengurus Aceh yang penduduknya melebihi angka empat juta orang.

Keempat, Pasangan Nazar-Nova. Pasangan ini terlihat begitu fasih dan lancar dalam menjawab setiap pertanyaan baik yang diajukan oleh sesama kandidat maupun oleh para panelis. Satu lagi kelebihan pasangan ini adalah pengalaman Nazar yang sudah pernah menjabat sebagai wakil Gubernur mendampingi Irwandi Yusuf. Selain itu nama Nazar juga sempat populer di era tahun 1999-2000 pada saat melakukan pergerakan massa pejuang referendum. Nazar juga dikenal dekat dengan para ulama, khususnya ulama dayah. Masyarakat sudah menyaksikan sendiri pada saat debat kandidat bagaimana mahirnya Nazar dalam menjawab setiap pertanyaan. 

Kelima, Pasangan Zaini-Muzakkir. Ditinjau dari struktur organisasi pasangan ini terbilang pasangan terkuat dengan basis massa yang lumayan banyak. Namun pada saat debat kandidat pasangan ini terlihat kewalahan dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh para panelis dan sesama kandidat. Pada saat Irwandi menanyakan tentang berbagai aksi kekerasan yang melibatkan beberapa oknum PA, terlihat wajah Muzakkir Manaf agak memerah sambil menahan marah. Pasangan Zikir juga terlihat tidak terlalu faham tentang konsep-konsep pembangunan yang akan dijalankannya apabila nantinya terpilih sebagai Gubernur dan wakil Gubernur Aceh periode mendatang.

Dari kelima kandidat yang akan bertarung pada pemilukada 9 April, menurut penulis pasangan yang paling layak dipilih oleh masyarakat Aceh adalah pasangan Irwandi-Muhyan dan Pasangan Nazar Nova. Mungkin sebagian orang akan menganggap tulisan ini terlalu tendensius, namun jika kita mau menilai secara objektif maka kesimpulan kita akan sama. Kedua pasangan ini (Nazar dan Irwandi) menurut penulis sama-sama memiliki pengalaman dalam dunia pemerintahan. Konsep dan visi-misi mereka terlihat jelas dan lumayan logis dibanding dengan program-program pasangan lain.

Namun demikian pasangan Zikir menurut penulis juga memiliki peluang besar untuk menang disebabkan struktur organisasi mereka yang sudah lengkap dan mengakar sampai kebawah. Menurut penulis yang akan menjadi bintang kali ini Cuma tiga pasangan; Irwandi-Muhyan, Nazar-Nova dan Zaini Muzakkir. Sedangkan pasangan Abi Lampisang-Suriansyah dan pasangan Darni-Ahmad Fauzi hanyalah pasangan “intat linto”. 

Rasa penasaran kita tidak lama lagi akan terjawab, tepatnya pada tanggal 9 April mendatang. Selamat menanti! Wallahu A’lam.

Artikel ini sudah pernah diterbitkan di Atjehlink.com

loading...

No comments